Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Selasa, 03 September 2002

Doa vs Bicara

Bicara merupakan interaksi komunikasi sesama manusia. Sedangkan Doa adalah perasaan dan pikiran kita yang ingin kita sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Seorang Kejawen Sejati, berbicara dengan sesama manusia saja ada tingkatannya. Usia Sebaya atau di bawahnya, dan Orang yang lebih Tua.
Jadi untuk berkomunikasi atau menyampaikan perasaan dan pikirannya kepada Ghusti, selain pemilihan bahasa yang santun, juga dengan tehnik "Olah Roso".

Pola Komunikasi

Sesama Manusia
Kita bicara -> ditangkap oleh lawan bicara -> dimengerti -> lalu dijawab.

Kepada Ghusti
Kita bicara dengan diri sendiri, apakah benar yang kita rasakan dan pikirkan - Sebelum kita sampaikan kepada Ghusti - Ghusti sudah mengerti dan sudah langsung menjawabnya.

Jadi kalau kita Doa atau Sembahyang, dengan bukan bahasa Ibu, dimana yang terjadi antara perasaan dan pikiran kita, mungkin tidak sesuai dengan bahasa yang kita sampaikan, meskipun demikian Ghusti akan tetap mengerti dan menjawab tepat sesuai permohonan perasaan dan pikiran kita, tetapi hal ini justru dapat memperolok-olok Tuhan Yang Maha Esa. Mengapa, karena kita tidak paham isinya.

Sebagai contoh, seorang pemuka agama yang paham benar dengan bahasa agama impor tertentu, memberikan doa yang notabene mendoakan dirinya, tetapi kita yang tidak mengerti, menggunakan doa tersebut untuk permohonan kita. Bagaimana???

Jadi untuk tidak memperolok-olok Tuhan Yang Maha Esa, seyogyanya Berdoa atau Bersembahyang dengan bahasa Ibu. Karena dengan bahasa Ibu, kita tahu persis, tidak hanya isi dan arti yang terkandung, tetapi makna yang terkandung pun kita paham. Selain itu, kita dapat memilihkan dan menggunakan kosa kata yang pantas kepada Ghusti.

Sebagai contoh, kata; Minta dan Mohon, mempunyai arti yang sama, tetapi pantaskah kita menggunakan kata minta kepada Tuhan Yang Maha Esa?

Read More..