Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Rabu, 27 Mei 2009

Iman dan Dogma

Iman dan Dogma adalah sebuah proses pembuntuan yang sistematis bagi pikiran seseorang dalam mengembangkan pola pikirnya yang kritis.

Dengan Iman dan Dogma, jelas-jelas orang tidak diperkenankan mengkritisi isi dari ayat-ayat yang tidak masuk akal.

Agami Jawi mengajarkan kita, bahwa segala sesuatu dalam sebuah Agama atau Kepercayaan, haruslah mempunyai landasan logika yang benar dan menyeluruh.

Keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, bagi sebagian besar Agama merupakan ke-Iman-an yang datangnya dari Dogma, dan tidak boleh dipertanyakan.

Bagi seorang Kejawen, kita tidak perlu mempercayai yang tidak ada. Tetapi, dengan Olah Roso yang benar, seorang Kejawen pasti merasakan adanya Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

Jadi dalam Agami Jawi, tidak diajarkan untuk mempercayai yang kita tidak dapat rasakan, apalagi kita tidak tahu.

Jelas dengan proses Cuci Otak yang dilandasi dari ayat-ayat Kitab Suci agama tertentu. Saat ini banyak sekali kejahatan yang mengatasnamakan demi Ke-Iman-an sebuah agama, dirinya rela melakukan pembunuhan.
Karena saya yakin, orang tersebut tidak tahu akan adanya Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, apalagi merasakannya, yang didapat dari proses Olah Roso.
Sebab, kalau orang tersebut dapat merasakan adanya Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa di sekelilingnya, dapat dipastikan orang tersebut tidak akan melakukan pembunuhan kepada ciptaanNya.


Read More..

Kamis, 21 Mei 2009

Akal Sehat

Akal sehat adalah sebuah proses pemahaman atau proses analisa pikiran yang logis, yang tentunya tidak merugikan pihak lain.

Jadi, kalau agama itu memang ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, mana mungkin Sang Pencipta Yang Maha Kuasa dan Maha Tahu Segala-galanya, membiarkan penganut agama-agama ciptaanNya bertarung sendiri berebut kebenaran. Yang tentunya merugikan pihak lain.

Dengan menggunakan "Akal Sehat" maka dalam Agami Jawi, kita tidak memerlukan Dogma, seperti yang digunakan oleh agama-agama rosul atau agama-agama import, sebagai alt untuk menegasi pikiran-pikiran yang kritis yang tidak dapat terjawab oleh Kitab Suci mereka.

Secara psikologis, pikiran yang dikooptasi memerlukan apa yang disebut pengakuan eksistensi dari eksistensinya yang hilang karenanya. Oleh sebab itu, maka Dogma perlu memberikan pengakuan kepada yang memberikan komitmen kepadanya. Untuk kepentingan itu, Iman adalah predikat yang diberikan kepada orang-orang yang mengikatkan diri pada Dogma itu sendiri.
Read More..

Mencari Tuhan

Ketika saya kecil, saya sering dengar bahwa Agami Jawi itu, agama yang tidak mempunyai Tuhan atau agama yang Tuhannya belum diketemukan, karena mereka adalah orang-orang yang mencari Tuhan.

Memang kalau kita hanya menterjemahkannya sebatas kalimatnya saja, terkesan memang demikian.

Kalau kita bertanya? Apakah orang-orang yang "Mencari Kedamaian", adalah orang-orang yang kehilangan akan konsep Kedamaian itu sendiri?

Saya pikir, anak kecil pun tahu, bahwa bagi orang-orang yang "Mencari Kedamaian" tersebut adalah, orang-orang yang belum mengerti akan arti Kedamaian itu sendiri.

Jadi dalam arti Kejawen, "Mencari Tuhan" bukan berarti mencari Tuhan an sich, tetapi lebih dalam lagi artinya, yakni; bahwa dirinya dalam Olah Roso, belum mendapatkan "Hubungan Yang Transendental" dengan Ghusti. Sehingga seorang Kejawen akan terus melakukan pencarian tersebut, manakala dirinya belum dapat berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa secara Transendental.
Read More..