Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Kamis, 20 Mei 2010

Iman, Dogma dan Mencari Tuhan

Dalam mayoritas agama yang ada di dunia, Iman adalah senjata ampuh, ketika penganut atau calon penganut agama tersebut, mulai bertanya dengan logika, kaitan-kaitan ayat-ayat yang ada di "Kitab Sucinya", dengan membandingkan dengan kehidupan sehari-hari.

Kedjawen adalah agama yang logis, karena keyakinan harus dibarengi dengan logika yang masuk akal.

Karena keberadaan Zat yang disebut Ghusti tersebut eksistensinya dalam pikiran manusia didapat dari Olah Roso.

Banyak agama yang memulai dari Adam dan Hawa, di satu sisi, tetapi di sisi lain, mereka tahu adanya proses Evolusi Manusia Purba ke Manusia Modern. Di sinilah senjata ke-Imanan dipermainkan, oleh agama-agama yang mengandalkan Kitab Suci.

Bagi Kedjawen, kontradiksi itu tidak perlu terjadi. Karena proses Evolusi terjadi di pulau Jawa, atau di Lokal tempat Agami Jawi berkembang. Jadi proses adanya Tuhan Yang Maha Esa dalam pikiran Manusia adalah sebuah proses pencarian Olah Roso, yang sudah dimulai sekitar 4425 tahun Sebelum Masehi.

Di sinilah mengapa Agami Jawi adalah Agama yang Logis dan dapat dibuktikan, tanpa perlu adanya Dogma yang dipaksakan kepada penganutnya.
Read More..

Agama Tuhan

Agama Tuhan adalah, agama yang berorientasi pada satu Tuhan, atau yang disebut Tuhan Yang Maha Esa, dalam Kedjawen disebut sebagai Ghusti.

Proses adanya Tuhan dalam pikiran manusia, adalah karena adanya Olah Roso, dimana seorang Kejawen menemukan hubungan perasaan yang unik dengan zat yang dinamakan orang-orang di dunia ini; Allah, Tuhan, God, Ghusti.

Jadi jelas, tidak ada satu Agama pun di dunia ini, yang dibuat oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini dikarenakan beberapa nalar matahati kita:

Read More..

Rabu, 19 Mei 2010

Dendam atau Waspada

Bagi seorang Kejawen, dendam adalah suatu yang membebankan dirinya. Apalagi, jika dirinya sedang melakukan puasa.

Olehkarenanya, seorang Kejawen seyogyanya tidaklah memiliki dendam kepada siapapun.

Semua perbuatan yang menyakitkan oleh orang lain kepada dirinya, seyogyanya harus cepat2 dimaafkan (diminta atau tidak).

Masuknya agama-agama import, membungkus pemaafan kepada seseorang diikuti, keharusan orang itu menerima kembali orang yang menyakitkan dirinya sebagai orang yang seolah baru lahir kembali tanpa kesalahan.
Hal ini dimaksudkan agar orang-orang lokal lengah terhadap pembusukan nilai-nilai lokal oleh para tokoh-tokoh agama import tadi.
Mengingat budaya orang-orang lokal yang sangat sengkretis, hal ini dimanfaatkan untuk merusak nilai-nilai yang sudah ada.

Sekarang, sebagai orang Kejawen yang belajar dari pengalaman buruk, dari pengaruh buruk budaya asing (yang dibawa oleh agama-agama import), kita harus mengasah Kewaspadaan yang bukan dendam.
Sehingga, orang tadi tidak bisa serta merta membodohi lagi, perasaan orang lokal yang sangat Luhur (salah satunya tanpa prasangka buruk).

Banyak apologi yang mengatakan bahwa tidak baik memutus tali silahturahmi kepada siapapun. Tetapi demi Kewaspadaan, memutus talisilahturahmi kepada orang jahat adalah suatu keharusan.

Sebagai contoh:
Waspada terhadap orang yang pernah menipu/merampok kita, adalah langkah yang benar agar kita tidak tertipu untuk kedua kalinya.
Read More..

Minggu, 16 Mei 2010

Meganthropus Erectus

Misteri manusia raksasa MEGANTHROPUS ERECTUS

Tulang paha Meganthropus
Fossil manusia raksasa yang berukuran tinggi 2,1 - 3,7 meter telah ditemukan di Sangiran pada tahun 1942 oleh Von Koenigswald.

Meskipun sejaman dengan Homo Erectus lain seperti Homo Soloensis yang mendiami wilayah tepian Bengawan Solo, keberadaannya belum dapat dijelaskan. Bahkan nama latin spesies ini masih diperdebatkan mau merujuk ke genus mana dalam sistem taksonomi. Peralatan yang digunakan juga berukuran besar.

Catatan:

Evolusi bagi seorang Kejawen
Read More..

Manusia Hobbit di Pulau Komodo

Misteri Manusia Hobbit di Pulau Komodo

Ilmuwan telah menemukan kerangka-kerangka manusia yang menyerupai hobbit (manusia kerdil di Film/Novel Lord of The Ring) yang ukurannya tidak lebih besar dari anak usia 3 tahun di sebuah gua. Manusia kerdil yang memiliki tengkorak seukuran segerombol anggur, hidup dengan gajah purba dan komodo di pulau terpencil di Indonesia sekitar 18.000 tahun yang lalu.

Kerangka yang ditemukan adalah milik seorang wanita dengan tinggi 1 meter, berat sekitar 25 kilogram dan berumur sekitar 30 tahun ketika meninggal 18.000 tahun yang lalu.

Ini adalah temuan spektakuler dan yang paling ekstrim yang pernah diberitakan !!!! Bagaimana tidak? Spesies ini telah mendiami pulau komodo pada masa di mana manusia modern (homo sapiens) juga telah ada di Indonesia (95.000 - 13.000 tahun yang lalu).

Selain menemukan kerangka, ilmuwan juga menemukan peralatan batu seperti pisau, alat pelubang, alat pemotong untuk berburu stegedon (gajah purba).

Banyaknya spesies manusia yang tidak saling berhubungan dalam rantai evolusi menimbulkan tanda tanya, ada berapa jenis makhluk menyerupai manusia yang hidup di Jaman Prasejarah Indonesia... dan mengapa mereka punah tanpa meninggalkan keturunan.

Bila mereka bukan manusia kenapa mereka berkelakuan seperti manusia, yang mampu membuat peralatan dari batu dan tulang, memasak menggunakan tungku api....

Orang-orang purba yang mendiami wilayah Sumatra telah melukiskan sesosok makhluk dengan jengger yang memiliki ekor dan leher yang panjang. Beberapa makhluk ini menyerupai hadrosaurs. Dalam karyas seni purba ini digambarkan bahwa beberapa Corythosaurus sedang diburu oleh orang-orang purba di Indonesia.


Sumber: Art of Indonesia, Tibor Badrogi, 1973

Catatan:
Evolusi bagi seorang Kejawen
Read More..

Pithecanthropus

Pithecanthropus Mojokertensis itu artinya manusia kera dari Mojokerto.

Itu sebenarnya cuma salah satu jenis dari phitecanthropus yang ditemukan Ralph von Koeningswald di Mojokerto tahun 1936 dalam rupa fosil anak- anak. Disebut juga Pithecanthropus Robustus.

Pithecanthropus secara tipologi berada pada lapisan Pucangan dan Kabuh. Umurnya diperkirakan 30.000- 2 juta tahun.

Ciri- ciri pithecanthropus:

1. Tinggi: 165- 180
2. Badan tegap, tidak setegap Meganthropus
3. Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus
4. Hidung lebar dan tonjolan di kening melintang sepanjang pelipis
5. Tidak berdagu
6. Makanannya tumbuhan dan hewan hasil buruan

Catatan:
Evolusi bagi seorang Kejawen
Read More..

Rabu, 12 Mei 2010

Makna Kejawen: Berpakaian dan Bertutur Kata

Agama adalah bukan sesuatu yang perlu diperlihatkan dalam kaitannya dengan eksistensi seseorang. Memang, ada agama yang memiliki fashion sendiri, untuk mencirikan agama mereka.
Kalau hal itu yang menjadi esensi dari orang-orang yang memeluknya, itu sama saja orang-orang tersebut membeli barang abal-abal, yang penting seolah-olah mereka memiliki barang yang asli.

Berpakaianlah yang sopan dan bertutur katalah yang santun, kalau kita ingin menjadi seorang Kejawen Sejati. Dari Sopan Santun kita, tentunya kita akan memperkecil kemungkinan menyakiti pihak lain (Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb). Dengan menjaga sopan santun tadi, sesungguhnya itu merupakan hal dasar, kalau kita ingin mengakui dalam hati, bahwa kita adalah seorang Kejawen Sejati.
Read More..

Makna Kejawen: Kitab dan Pancing

Banyak orang memvonis, bahwa Kedjawen bukanlah agama, melainkan hanya kepercayaan semata. Dalilnya, karena Kedjawen tidak memiliki Kitab sebagai rujukan.

Bagi agama Rasul, Kitab menjadi penting karena memang agar para penganut agama mereka, tidak dapat atau tidak diizinkan berinteraksi langsung dengan sang Penciptanya.

Ibarat Pancing dan Ikan, dalam agama Rasul, para penganutnya langsung diberi ikan. Sehingga para penganutnya, seolah akan dapat lebih mudah untuk mengerti kaidah-kaidah komunikasi dengan sang Pencipta, dengan pola menghafal.

Sementara pada Kejawen, kita diberi pancing untuk mencari tahu bagaimana heningnya berkomunikasi dengan sang Pencipta, hal ini tidak perlu dihafal. Karena Olah Roso membuat kita berinteraksi sesungguhnya dengan sang Pencipta.
Read More..

Selasa, 11 Mei 2010

Mari Menggunakan Bahasa Kita Sendiri

Yang perlu diingat, bahwa Tuhan Yang Maha Esa dapat mengerti bahasa apapun, bahkan bahasa yang baru kita sebut dalam hati sekalipun, Tuhan Yang Maha Esa dapat mengerti.

Sembahyang dengan Bahasa, selain Bahasa Ibu, menurut saya, kita tidak dapat menghayatinya dengan tulus dan iklas. Bagaimana tidak, sebab seperti kebanyakan penyanyi-penyanyi di Indonesia yang menyanyikan lagu berbahasa asing. Alunannya benar, tetapi karena tidak ada penghayatannya, terdengar hambar.

Oleh karenanya, menurut saya, Agama yang cocok untuk setiap orang di dunia ini, adalah Agama Lokal mereka masing-masing. Hal ini lebih dikarenakan, dengan kita menganut Agama Lokal, berarti kita pun menggunakan Bahasa Lokal.

Beberapa negara yang benar-benar maju, tidak hanya di bidang sains, tetapi kemajuan budayanya pun begitu pesat, seperti; Israel, Jepang, dan China (Bahkan Nabi-nya orang Islam saja menasehati "Belajarlah sampai ke Negeri China")
Mereka semua menggunakan Agama Lokal.

Bahasa Asing - Bahasa Indonesia
Abi : Bapak, Ayah Umi : Ibu, Bunda
Allah : Tuhan (Ghusti)
Amin : Terimakasih, Matursembahnuwun Ghusti. (Amin=Kabulkanlah - tidak sepantasnya manusia memerintahkan Sang Pencipta)
Assalam mu alaikum : Salam, Sepada, Permisi
Bro (Brother) : Sob (Sobat)
Copy Paste - CoPas : SaTe (Salin Tempel)
Dijabah : Dikabulkan
Download : Unduh Upload : Unggah
Ichtiar : Berusaha
Insya Allah : Mudah-mudahan (bermakna; semoga dimudahkan dalam melakukan....)
Mubazir : Muspro
Tausiyah : Wejangan

Di atas hanya contoh saja, selebihnya mungkin Anda lebih peka. Silahkan mencintai Bahasa Indonesia seutuhnya, dengan berjuang untuk tidak terpengaruh dari bahasa2 Asing yang mendominasi Bahasa pergaulan bahkan bahasa resmi di Indonesia.

Read More..

Makna Kejawen : Manunggaling Kawula Ghusti

Manunggaling Kawula Ghusti, merupakan makna yang dalam bagi Seorang Kejawen. Oleh karenanya banyak pemuka-pemuka agama yang non Kejawen, memelintir esensi dari makna Manunggaling Kawula Ghusti itu sendiri.

Hal ini tidak lain dan tidak bukan, untuk memuluskan pemasaran agama import yang dibawanya ke dalam Masyarakat Jawa yang sengkretis. (Mudah2an di kemudian hari Masyarakat Jawa lebih Waspada dengan pengaruh budaya asing)

Manunggaling Kawula Ghusti sama sekali bukan bermakna bersatunya kita dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Makna sebenarnya dari Manunggaling Kawula Ghusti adalah, bahwa hubungan seorang Kejawen dengan Tuhan Yang Maha Esa, tidak melalui perantara apapun seperti yang dilakukan oleh agama-agama Rasul.

Dalam pemahaman Kejawen, hubungan setiap orang kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah hubungan yang unik, karena pada awalnya setiap orang yang lahir di muka bumi adalah Titipan Tuhan Yang Maha Esa.

Pemelintiran tersebut, jelas untuk kepentingan penyebaran agama impor tersebut.

Catatan :
Unik adalah tidak ada duanya. Seperti dot com misalnya, tidak ada dot com yang kembar. Lebih mudahnya; kejawenonline.blogspot.com sementara secara formal ini milik saya, tidak ada orang lain secara formal yang dapat mengakui bahwa ini miliknya.

Analogi lain:
Jika kita mencintai dan menyayangi Ibu kandung kita, dan mengatakan bahwa Ibuku ada dalam diriku (hatiku) dan segenap aliran darahku. Apakah berarti badan Ibu kita ada dalam badan kita?

Itulah yang juga dimaksud dengan Manunggaling Kawulo Ghusti. Adalah sebuah rasa yang mendalam, dan komitmen untuk berprilaku dengan segenap hati yang bersih.

Bukan seperti yang diartikan; mempersatukan Tuhan dengan diri kita.
Lagi-lagi ini adalah sebuah pemelintiran dari agama impor.
Read More..

Makna Kejawen : Tuhan, Anak-anak Kita, dan Kita

Bicara mengenai hubungan Tuhan Yang Maha Esa dengan Kita, dapat digambarkan dari hubungan Tuhan Yang Maha Esa dengan anak-anak kita.

Semua agama di dunia, juga mempunyai pemahaman yang sama, bahwa Anak adalah Titipan Tuhan Yang Maha Esa Kepada Kita.

Artinya: dari kelahirannya, Anak Kita memiliki hubungan yang khusus dengan Tuhan Yang Maha Esa, sampai-sampai kita dititipkan oleh Nya.

Apa kewajiban kita untuk dapat mengabdi pada Nya, yakni membimbing anak-anak kita ke jalan yang Berbudi Luhur. Mengapa?

Karena nantinya anak-anak kita pun akan mendapat titipan dari Nya.

Sirkulasi ini berjalan terus berulang hingga akhir zaman.

Kenapa anak disebut sebagai Titipan Tuhan Yang Maha Esa?
Karena kelak, dirinya akan menjadi Utusan Nya dalam membimbing anak-anak mereka.

Di sinilah esensi hubungan kita (Kejawen) dengan Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kita semua kelak sebagai utusan Nya, yang wajib menjaga keharmonisan antara kita semua termasuk Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb
Read More..

Rabu, 05 Mei 2010

Mengapa Kejawen difitnah

Agama-agama pendatang mempunyai kepentingan untuk merusak tatanan pemikiran kepercayaan penduduk asli. Hal ini dikarenakan, para pendatang yang membawa misi keagamaan itu, awalnya adalah merupakan perjalanan bisnis.

Demi kepentingan bisnisnya, melihat Kejawen yang memiliki “Kearifan Lokal”, para pebisnis agama tadi merasa gusar untuk bertindak sebagai kapitalis.

Apapun alasannya, sebuah bangsa yang menyebrangi lautan dengan misi bisnis, mereka adalah kelompok kapitalis, apapun dalihnya, karena dagang merupakan pengelolaan kapital demi keuntungan. Pengelolaan “Kapital” demi “Keuntungan”, inilah yang disebut “Kapitalis”.

Sehingga tidak mengherankan, agama-agama pendatang, juga memiliki pola pikir untuk mengambil keuntungan.

Jadi dalam rangka menculasi penduduk asli yang Berbudi Luhur (yang tidak punya buruk sangka), sebagai obyek mereka untuk dieksploitasi secara ekonomi.
Read More..

Cuci Otak dan Kejawen

Cuci otak merupakan tindakan Subyek mempengaruhi Obyek dengan cara, membawa logika berfikir Obyek ke pola pikir yang diingini oleh Subyek.

Prosesnya adalah: Subyek dan Obyek pertama-tama memiliki satu pijakan narasumber yang sama. Nara sumber dapat berupa kitab suci, atau buku-buku yang diterjemahkan dengan merujuk pada kitab suci tersebut, dengan beberapa ayat-ayat yang meyakinkan. Bagi orang-orang yang berambisi untuk masuk Surga, yang notabene belum ada bukti, bahwa orang yang meninggal dengan menyakiti dirinya sendiri, maupun orang lain, bisa masuk Surga.

Bagi seorang Kejawen, dimana Perasaan Surgawi dan Kejamnya Neraka yang hakiki ada dalam hatinya sendiri.
Mengapa Perasaan Surgawi ada dalam hati kita sendiri? Surga adalah sebuah perasaan yang membahagiakan, yang mana dirinya sudah berhasil menikmati hidupnya yang bermanfaat, yangmana sekaligus prilakunya dapat bermanfaat juga bagi Pihak Lain (Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb).

Mengapa Kejamnya Neraka ada dalam hati kita sendiri? Neraka adalah sebuah perasaan bersalah, karena merugikan Pihak Lain (Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb). Perasaan Benar dan Bersalah, bagi seorang Kejawen, didapat dari hasil Olah Roso. Sehingga ketika perasaan Kejamnya Neraka muncul dalam dirinya, maka seorang Kejawen, tidak henti-hentinya untuk meminta ampun pada Ghusti, untuk memohon tuntunanNya.

Kalau perasaan Surgawi tersebut sudah ada dalam diri seseorang, maka seorang yang Berbudi Luhur, tidak akan lagi terpengaruh untuk berambisi masuk Surga.
Tetapi bagi seorang Kejawen yang masih terlalu merasa bersalah, dengan Olah Roso (tidak memerlukan Nara Sumber apapun selain dirinya) dirinya akan dapat menemukan jalan keluarnya sendiri.

Dengan penjelasan tersebut di atas, jadi boleh dibilang, Seorang Kejawen Sejati, tidak mungkin untuk dicuci otaknya dalam konteks "Hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa." Hal ini dikarenakan, Seorang Kejawen Sejati, sudah memiliki hubungan yang unik dengan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga orang lain tidak dapat mencampurinya atau mempengaruhinya, pola hubungan tersebut kepada Janji-janji untuk masuk Surga.
Read More..

Minggu, 02 Mei 2010

Allah Amin Shallom

Allah
Kosa kata "Allah" ternyata sudah ada sejak 2000 tahun Sebelum Masehi, sehingga semua agama yang menggunakan kata "Allah" untuk menyebut namaNYA, pasti masih memiliki benang merah dengan agama-agama sebelumnya.

Amin (Kabulkanlah)
Kosa kata "Amin" juga ternyata sudah ada sejak 2000 tahun Sebelum Masehi, kalau kosa kata ini, dipakai hampir semua agama di dunia.
Kabulkanlah = kata perintah
Pantaskah kita memerintah Tuhan Yang Maha Esa?

Shallom
Kosa kata "Shalom" juga sudah ada sejak 2000 tahun Sebelum Masehi, sementara turunannya menjadi "Salam" dlsb.

Catatan:
Ini adalah urutan kelahiran Agama-agama yang terkenal di Dunia. Perlunya sejarah, agar kita tidak dibohongi oleh pemuka-pemuka agama yang ingin meyakinkan para penganutnya, agama yang dianutnya adalah bukan berasal dari agama lokal.
  1. Agama Hindu : 3102 sampai 1300 Sebelum Masehi, bermula sebagai agama lokal di India
  2. Agama Budha : Siddhartha Gautama (563 SM – 483 SM), bermula sebagai agama lokal di India
  3. Agama Kristen : Yesus Kristus - Orang Islam menyebutnya dengan Nabi Isa (6 SM-4 SM — 29-33 M ), bermula sebagai agama lokal di Nazareth, Israel
  4. Agama Islam : Nabi Muhammad (570 M - 632 M), bermula sebagai agama lokal di Mekah-Medinah, Arab Saudi
Catatan:
Kedjawen sudah ada sejak 4425 tahun Sebelum Masehi Read More..