Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Minggu, 17 Juni 2007

Reiki adalah Ilmu Kebatinan?

Cara Pengobatan Energi (energy healing / energy medicine) dengan cara menyalurkan energi ke dalam tubuh manusia yang sakit.

Reiki berasal dari kata “Rei” yang berarti kearifan spiritual, yang secara umum bermakna alam semesta. Rei dapat juga diartikan sebagai pengetahuan supernatural atau kesadaran spiritual yang merupakan kearifan yang datang dari Tuhan Yang Maha Esa.

Untuk mencapai kesadaran yang dapat memahami setiap orang, serta mengetahui segala penyebab masalah dan kesulitan, sekaligus mengetahui bagaimana cara penyembuhanya, dengan cara Olah Roso (Olah Batin), agar seseorang mendapatkan Energi tersebut.

Apakah dengan Olah Batin ini, maka Reiki dapat disebut sebagai Ilmu Kebatinan? Seperti yang dituduhkan oleh Agama Pendatang kepada Kejawen.

Catatan:
Kekejian Agama Pendatang memutar balikan antara makna Olah Batin dengan Kebatinan adalah ulah yang tidak terpuji. Dapat dipastikan, bahwa orang-orang yang memutarbalikan fakta tersebut, adalah bukan orang-orang yang memeluk Agama Tuhan. Atau bahkan mungkin, orang-orang tersebut justru menganut Agama Setan.
Read More..

Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Mengapa kita perlu membicarakan Kosa Kata Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, hal ini mengingat banyak klaim dari beberapa Agama yang menyatakan bahwa Agama tersebut adalah Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

Kita dapat bedakan menjadi dua definisi :

1. Ciptaan Tuhan secara langsung; adalah berbagai hal yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, tanpa perantara apapun.
  • Kehidupan
  • Nafas
  • dlsb
  • Atau yang disebut juga Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa

2. Ciptaan Tuhan secara tidak langsung; adalah berbagai hal yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, melalui perantaraan manusia yang dipintarkan.
  • Mobil Motor
  • Agama
  • dlsb
  • Atau yang disebut juga buatan Manusia

Catatan :
Jadi jelas, Agama adalah buatan Manusia, karena di Indonesia saja secara formalitas ada 5 Agama, dimana satu dan yang lainnya terkadang berhantam-hantaman adu argumentasi, bahkan bunuh-bunuhan.
Kalau Agama-agama tersebut, benar-benar buatan Tuhan Yang Maha Esa, maka tidak mungkin mereka akan saling baku hantam sendiri. Memangnya Tuhan Yang Maha Esa, seorang sosiolog yang baru semester I, sehingga tidak bisa menggunakan manajemen konflik secara benar. Untuk menghindari konflik itu sendiri.
Read More..

Senin, 11 Juni 2007

Agama Setan

Kalau sebelumnya saya menggambarkan apa itu "Agama Tuhan" Kini saya pun ingin sedikit memberikan gambaran, apa yang dimaksud dengan "Agama Setan"

"Agama Setan" adalah Agama yang melegitimasi kekerasan, dengan alasan di "Jalan Tuhan" atau "Atas Nama Tuhan". Dimana, sebenarnya Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri tidak pernah menghukum para manusia di muka bum ini.

Tetapi bagi Agama Setan ini, mereka diizinkan untuk menyakiti orang lain yang tidak se-Iman. Demi kepentingan kelompok agamanya, "Atas Nama Tuhan".

Jadi jelas, bahwa orang-orang yang menganut Agama Setan pasti mereka
machivelian yang menghalalkan segala cara.

Seperti para ahli banyak mengatakan bahwa bedanya Agama dengan Ideologi adalah sedikit sekali. Tapi yang jelas, Ideologi dalam beberapa hal, dalam mencapai cita-citanya, adalah syah walaupun menghalkan segala cara.

Sedangkan Agama Tuhan, dalam mencapai cita-citanya harus selalu menggunakan sifat-sifat Ke-Tuhan-an, yang Luhur dan sama sekali tidak dengan kekerasan.

Jadi ada orang-orang dari kelompok agama yang melalukan kekerasan kepada orang-orang dari agama lain, sementara mereka meyakini bahwa tuhannya merestui perbuatan kekerasan mereka. Dapat dipastikan, mereka adalah orang-orang yang berasal dari agama setan. Di lain pihak tuhannya bukanlah Tuhan Yang Maha Esa.

Read More..

Minggu, 10 Juni 2007

Agama Lokal

Agama merupakan kepercayaan yang lahir dan tumbuh pada tempatnya. Oleh karena itu, secara ilmu pengetahuan yang logis (Sosiologi), menyatakan bahwa semua agama adalah pada mulanya lahir sebagai "Agama Lokal".

Memang banyak agama yang berdalih bahwa, faham mereka sudah ada sebelum bumi ini ada.

Tetapi secara nalar, hal itu dapat dibuktikan, bahwa itu hanya merupakan Omong Kosong.

Seperti kita semua ketahui, "Naluri Kehidupan" adalah "Prilaku Tertua" yang ada dalam diri manusia. Sehingga "Prilaku Naluri" tersebutlah, yang sebenarnya diakui oleh agama-agama yang ada di dunia ini, sebagai faham mereka.
Memang masuk akal, kalau faham itu diakui oleh semua agama-agama yang ada di dunia menurut tempat kelahiran dan tumbuhnya agama tersebut. Hal ini dikarenakan, dari semua agama yang ada, jika kita baca kitab sucinya dan sejarahnya, pasti semua agama berhubungan dengan Budaya Lokal-nya. Hal ini yang mewarnai agama itu sendiri.

Beberapa Negara Maju yang menggunakan Agama Lokal-nya menjadi Agama Nasional, antara lain : Jepang dan Israel.

Mengapa harus menggunakan Agama Lokal?
  • Berdoa akan lebih nyaman, karena menggunakan "Bahasa Ibu" yang secara psikologis lebih menyatu dengan pikiran yang ada di otak kita.
  • Gaya Hidup kita berpakaian akan lebih nyaman, karena tidak perlu merubah penampilan, hanya untuk ikut-ikutan Budaya Asing
  • Bertutur Kata kita memakai bahasa sendiri
  • Kita dilahirkan di Tempat dan Waktu yang telah ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Jadi memang Takdir kita untuk memeluk Agama Lokal
  • Dengan memeluk Agama Lokal, kita akan lebih memiliki "Kearifan Lokal", sehingga tidak mengikuti kepentingan para pebisnis Agama Pendatang.
  • Memeluk Agama Lokal akan lebih murah secara biaya, karena tidak perlu "Napak Tilas" ke tempat Agama Pendatang itu lahir.
  • Dengan menggunakan "Agama Lokal" kita tidak perlu beradaptasi dengan Tradisi Agama Pendatang tersebut.

Read More..

Minggu, 03 Juni 2007

Pernikahan

Pernikahan sebagai peristiwa penting bagi manusia, dirasa perlu disakralkan dan dikenang sehingga perlu ada upacaranya.

Nontoni

Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan kadang-kadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya.

Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya tata cara ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang akan diperjodohkan telah mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan secara rahasia.

Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya, maka diadakan musyawarah di antara orang tua / pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata cara lamaran.
[sunting] Upacara Lamaran

Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu di antara pria dan wanita yang akan menikah kadang-kadang masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.

* Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim disebut Jodang ( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang dipikul oleh empat orang pria.
* Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain : Jadah, wajik, rengginan dan sebagainya.
* Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa).
* Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.

Peningsetan Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat.

Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri.

Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon (imbalan) disesuaikan kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan gending Nala Ganjur .

Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.

Upacara Tarub

Tarub adalah hiasan janur kuning (daun kelapa yang masih muda) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe (anyaman daun kelapa yang hijau).

Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin (siraman, Jawa) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.

Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi antara lain yang disebut dengan tuwuhan. Adapun macamnya :

* Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
* Dua janjang kelapa gading ( cengkir gading, Jawa )
* Dua untai padi yang sudah tua.
* Dua batang pohon tebu wulung (tebu hitam) yang lurus.
* Daun beringin secukupnya.
* Daun dadap srep.

Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di kiri pintu gerbang satu unit dan dikanan pintu gerbang satu unit (bila selesai pisang dan kelapa bisa diperebutkan pada anak-anak.)

Selain pemasangan tarub diatas masih delengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan sbb. (Ini merupakan petuah dan nasihat yang adi luhung, harapan serta do'a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa) yang dilambangkan melalui:

1. Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
2. Jajan pasar
3. Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
4. Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
5. Roti tawar.
6. Jadah bakar.
7. Tempe keripik.
8. Ketan, kolak, apem.
9. Tumpeng gundul
10. Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
11. Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
12. Golong lulut.
13. Nasi gebuli
14. Nasi punar
15. Ayam 1 ekor
16. Pisang pulut 1 lirang
17. Pisang raja 1 lirang
18. Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
19. Daun sirih, kapur dan gambir
20. Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
21. Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
22. Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
23. Tampah(niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang diatasnya 1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
24. Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
25. Ayam jantan hidup
26. Tikar
27. Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
28. Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
29. Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi (merang)
30. Sayur pada mara
31. Kolak kencana
32. Nasi gebuli
33. Pisang emas 1 lirang

Masih ada lagi petuah-petuah dan nasihat-nasihat yang dilambangkan melalui : Tumpeng kecil-kecil merah, putih,kuning, hitam, hijau, yang dilengkapi dengan buah-buahan, bunga telon, gocok mentah dan uang logam yang diwadahi diatas ancak yang ditaruh di:

1. Area sumur
2. Area memasak nasi
3. Tempat membuat minum
4. Tarub
5. Untuk menebus kembarmayang (kaum)
6. Tempat penyiapan makanan yanh akan dihidangkan.
7. Jembatan
8. Prapatan.

Nyantri

Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumsh saudara atau tetangga dekat.

Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap ditempat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.

Siraman

Upacara Siraman Siraman dari kata dasar siram (Jawa) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni. Bahan-bahan untuk upacara siraman :

* Kembang setaman secukupnya
* Lima macam konyoh panca warna (penggosok badan yang terbuat dari beras kencur yang dikasih pewarna)
* Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
* Kendi atai klenting
* Tikar ukuran ½ meter persegi
* Mori putih ½ meter persegi
* Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
* Dlingo bengle
* Lima macam bangun tulak (kain putih yang ditepinnya diwarnai biru)
* Satu macam yuyu sekandang ( kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning)
* Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek (kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
* Sampo dari londo merang (air dari merang yang dibakar di dalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
* Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
* Sabun dan handuk.

Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:

* Tumpeng robyong
* Tumpeng gundul
* Nasi asrep-asrepan
* Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
* Empluk kecil (wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
* 1 butir telor ayam mentah
* Juplak diisi minyak kelapa
* 1 butir kelapa hijau tanpa sabut
* Gula jawa 1 tangkep
* 1 ekor ayam jantan

Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak kedinginan maka ditetapkan tujuh orang yang memandikan, tujuh sama dengan pitu ( Jawa ) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri oleh juru rias (pemaes) dengan memecah kendi dari tanah liat.

Midodareni

Midodareni berasal dari kata dasar widodari (Jawa) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya.

Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni, calon penganten tidak boleh tidur.

Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasihat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:

* Sepasang kembarmayang (dipasang di kamar pengantin)
* Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
* Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep ( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
* Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.

Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :

* Nasi gurih
* Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
* Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
* Krecek
* Roti tawar, gula jawa
* Kopi pahit dan teh pahit
* Rujak degan
* Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan (zaman dulu)

Langkahan

Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.

Ijab

Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

Panggih

Panggih (Jawa) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai.

Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:

1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan ( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki pengantin pria ), pecah telor oleh pemaes.
3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara sungkeman

Setelah upacara panggih selesai dapat diiringi dengan gending Sriwidodo atau gending Sriwilujeng. Pada waktu kirab diiringi gending : Gatibrongta, atau Gari padasih.

Read More..

Islam Masuk Indonesia

Raden Patah YTPHN

1) Jaman Majapahit "SERAT DARMOGANDUL" oleh Laurent

2) Jaman Pajajaran oleh wachdiejr

3) Mohtar Lubis : Islam masuk Indonesia secara damai ?

4) Terror Agama Islam Mazhab Hambali di Tanah Batak
oleh: Batara R. Hutagalung

5) KERIS: lambang peradaban Melayu (pra-Islam) yg dihancurkan Islam, oleh : Orang Melayu, Dr Fachdie Noor

6) Ulasan tentang Buku VS NAIPAUL, 'Beyond belief : Islamic Excursions Among the Converted Peoples. In the Land of Converts: An Islamic Journey'

7) Jihad di Lombok dan Bali

Nuansa masuknya Islam ke Indonesia ada pada Serat "Darmo Gandhul"

Tidak pernah diceritakan dalam sejarah, saat kita di Sekolah dahulu, bahwa masuknya Islam ke Tanah Jawa ternyata menyimpan cerita yang sungguh luar biasa kasarnya.

Kejadian tersebut ternyata terekam dalam Serat Darmo Gandhul. Dalam serat yang aslinya berbahasa Jawa Kuno, dipaparkan perjalanan beberapa wali, juga hambatan dan benturan dengan Budaya, Agama Lokal, dan Agama-agama Pendatang yang sudah lebih dahulu ada di tanah Jawa ketimbang Islam.

Penulis serat ini sendiri tidak menunjukkan jati diri aslinya. Hal ini, disebabkan kondisi yang tidak aman, jika penulis memberikan indentitas aslinya. Tetapi, dari gaya tulisannya, dapat ditafsirkan penulis serta tersebut adalah Ronggo Warsito.

Ia menggunakan nama samaran Ki Kalam Wadi, yang berarti Rahasia atau Kabar Yang Dirahasiakan. Ditulis dalam bentuk prosa dengan pengkisahan yang menarik. Isi Darmo Gandhul tentu saja mengagetkan kita yang selama ini mengira bahwa masuknya agama Islam di Indonesia dilakukan dengan cara damai (dibawa oleh saudagar2 penipu), dan seolah tanpa gaya-gaya kebiadaban perang seperti di negeri lahirnya Agama Islam.

Mengungsinya para pemeluk Hindu dan Budha ke berbagai wilayah, misalnya ke Pulau Bali, ke kawasan pegunungan dan hutan rimba, adalah salah satu pertanda bahwa mereka menghindari tindakan pembantaian massal oleh sekelompok orang yang ingin meng-Islam-kan P Jawa.

Dengan versi singkat Darmo Gandhul yang dirangkum dari Tabloid Posmo terbitan Surabaya. Dapat lebih mudah dipahami oleh pembaca yang awam sekalipun, Posmo menyuntingnya disana-sini. Yang menjadi catatan, kita harus kritis menyikapi isi cerita yang mungkin juga sangat tendensius ini.

Isi dari serat ini rasanya masih relevan dikaitkan dengan zaman sekarang, dimana mulai bermunculan kelompok fundamentalis Islam, terorisme yang mengatas namakan agama, dan juga kelompok-kelompok yang bermimpi untuk mendirikan kekhalifahan Islam di negeri ini.

Tokoh2 terkait:

Para penulis :
- Ki Kalam Wadi - Penulis Serat
- Raden Budi - guru Ki Kalam Wadi
- Darmo Gandhul - murid Ki Kalam Wadi

Para pelaku :
- Prabu Brawijaya - Raja Majapahit terakhir, sangat menyesali atas hilangnya sifat dan sikap Budi Luhur putranya Raden Patah YTPHN, karena ajaran Agama Pendatang. Yang pada akhirnya, dengan tega menghianati dan menggulingkan dirinya dari tampuk kepemimpinannya, demi memuluskan penyebaran Agama Islam

- Putri Campa (Dwarawati? Dara Petak?) - permaisuri Prabu Brawijaya
dari Cina yg memperkenalkan Islam pada Pabu Brawijaya, yang kemudian disesali oleh Prabu Brawijaya

- Sayid Rahmad - kemenakan Putri Campa (Sunan Ampel) yang pada akhirnya diberi ijin Prabu Brawijaya untuk menyebar Islam di Jawa

- Sayid Kramat - Sunan Bonang, tokoh licik yang mengakibatkan permusuhan antara Prabu Brawijaya dengan Puteranya Sendiri ("Raden Patah Yang Tak Punya Hati Nurani"). Ia-lah yang mengajarkan "Raden Patah YTPHN" untuk membenci ayahnya sendiri, yang sesungguhnya sudah mengajari dan menempatkannya dirinya sebagai Adipati Demak.

Dari kutipan buku 'Suci' Islam :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu pelindung-pelindungmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pelindung-pelindungmu, maka mereka itulah orang-orang yang lalim. [9.24]

(Pernyataan diatas persis seperti pernyataan dalam teori-teori Ideologi, di luar ideologinya adalah musuh - Pertanyaannya; ini Agama buatan Tuhan Yang Maha Esa atau buatan Manusia, koq pola pikirnya, pola pikir Manusia)

- Raden Patah YTPHN (Babah) - putra Prabu Brawijaya, dikenal juga sebagai Adipati Demak/Senapati Jimbuningrat/Sultan Syah Alam Akbar Khalifaturrasul Amirilmukminin Tajudil Abdulhamid Khak/Sultan Adi Surya Alam di Bintoro. Putera Lalim yang membawa kesengsaraan pada Majapahit dan akhirnya, tanah air kita ini.

(Di Sekolah, kita tidak pernah diajarkan bahwa kejatuhan Majapahit sebenarnya diakibatkan oleh kerakusan seorang anak. Paling cuma dikatakan : Majapahit vs Demak)

- Sunan Kalijaga : negosiator licik yang berhasil merebut kembali hati Prabu Brawijaya, setelah Raden Patah YTPHN berpura-pura menyesali perbuatannya. Sunan Kalijaga ini yang menarik Prabu Brawijaya masuk Islam.

Perbuatan Prabu Brawijaya masuk Islam ini kemudian dicela oleh tokoh bijak, Ki Sabdopalon.

Tokoh-tokoh pelaku lainnya :
- Raden Kusen (Raden Husen/Raden Arya Pecattanda) - saudara kandung Raden Patah YTPHN(lain ayah)
- Ki Bandar - sahabat Sunan Bonang
- Bandung Bondowoso
- Nyai Plencing - dedemit
- Buta Locaya - Raja Dedemit (mantan Patih Sri Jayabaya)
- Ni Mas Ratu Pagedongan (Ni Mas Ratu Angin-Angin)
- Kyai Tunggul Wulung
- Kyai Patih
- Syech Siti Jenar
- Tumenggung Kertosono
- Sunan Giri
- Arya Damar - Bupati Palembang
- Patih Mangkurat
- Setyasena - Komandan Pasukan Cina Islam
- Bupati Pati
- Adipati Pengging
- Adipati Pranaraga
- Sabdo Palon
- Naya Genggong

Read More..

Sabtu, 02 Juni 2007

Buddha Masuk Indonesia

Sejarah agama Buddha mulai dari 563 SM – 483 SM sampai sekarang dari lahirnya sang Buddha Siddharta Gautama. Dengan ini, ini adalah salah satu agama tertua yang masih dianut di dunia.

Selama masa ini, agama ini sementara berkembang, unsur kebudayaan India, ditambah dengan unsur-unsur kebudayaan Helenistik (Yunani), Asia Tengah, Asia Timur dan Asia Tenggara.

Dalam proses perkembangannya ini, agama ini praktis telah menyentuh hampir seluruh benua Asia. Sejarah agama Buddha juga ditandai dengan perkembangan banyak aliran dan mazhab, serta perpecahan-perpecahan. Yang utama di antaranya adalah aliran tradisi Theravada , Mahayana, dan Vajrayana (Bajrayana), yang sejarahnya ditandai dengan masa pasang dan surut.
Read More..

Hindu Masuk Indonesia

Berdasarkan keterangan-keterangan yang ditemukan pada prasasti, abad ke-8 Masehi dapatlah dikatakan bahwa periode sejarah Bali Kuno meliputi kurun waktu antara abad ke-8 Masehi sampai dengan abad ke-14 Masehi dengan datangnya ekspedisi Mahapatih Gajah Mada dari Majapahit yang dapat mengalahkan Bali.

Nama Balidwipa tidaklah merupakan nama baru, namun telah ada sejak zaman dahulu. Hal ini dapat diketahui dari beberapa prasasti, di antaranya dari prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada tahun 913 Masehi yang menyebutkan kata "Walidwipa". Demikian pula dari prasasti-prasasti Raja Jayapangus, seperti prasasti Buwahan D dan prasasti Cempaga A yang berangka tahun 1181 Masehi.

Di antara raja-raja Bali, yang banyak meninggalkan keterangan tertulis yang juga menyinggung gambaran tentang susunan pemerintahan pada masa itu adalah Udayana, Jayapangus , Jayasakti, dan Anak Wungsu.

Pengaruh zaman prasejarah, terutama dari zaman megalitikum masih terasa kuat. Kepercayaan pada zaman itu dititikberatkan kepada pemujaan roh nenek moyang yang disimboliskan dalam wujud bangunan pemujaan yang disebut teras piramid, atau bangunan berundak-undak.

Kadang-kadang di atas bangunan ditempatkan menhir, yaitu tiang batu monolit sebagai simbol roh nenek moyang mereka. Pada zaman Hindu hal ini terlihat pada bangunan pura yang mirip dengan pundan berundak-undak. Kepercayaan pada dewa-dewa gunung, laut, dan lainnya yang berasal dari zaman sebelum masuknya Hindu tetap tercermin dalam kehidupan masyarakat pada zaman setelah masuknya agama Hindu.

Pada masa permulaan hingga masa pemerintahan Raja Sri Wijaya Mahadewi tidak diketahui dengan pasti agama yang dianut pada masa itu. Hanya dapat diketahui dari nama-nama biksu yang memakai unsur nama Siwa, sebagai contoh biksu Piwakangsita Siwa, biksu Siwanirmala, dan biksu Siwaprajna. Berdasarkan hal ini, kemungkinan agama yang berkembang pada saat itu adalah agama Siwa.

Baru pada masa pemerintahan Raja Udayana dan permaisurinya, ada dua aliran agama besar yang dipeluk oleh penduduk, yaitu agama Siwa dan agama Budha. Keterangan ini diperoleh dari prasasti-prasastinya yang menyebutkan adanya mpungku Sewasogata (Siwa-Budha) sebagai pembantu raja.
Read More..