Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Selasa, 06 April 2010

Takdir dan Nasib

Jika diibaratkan, "Takdir" adalah sebuah persimpangan besar yang hasil akhirnya adalah absolut milik sang Pencipta. Sehingga siapa saja yang memilih untuk menjalankan dan menuju mana pun? Sang Pencipta sudah memiliki hasilnya. Oleh karenanya, Takdir yang dapat merubah hanyalah sang Pencipta itu sendiri.

Sementara Nasib merupakan pilihan hidup seseorang. Jadi nasib yang dipilih oleh seseorang, adalah menentukan jalan yang mana yang dipilih pada saat ia berada di persimpangan besar tersebut. Jika salah jalan, sang Pencipta pun masih memberikan kesempatan untuk merubah nasibnya.

Sang Pencipta hanya tidak memberi kesempatan untuk berhenti dipersimpangan, apalagi berbalik arah.
Read More..

Senin, 05 April 2010

Bersyukur

Banyak orang melihat kenyataan sehari-hari, bahwa masih banyak orang yang nasibnya malang, meskipun mereka sudah berusaya sekuat tenaga.

Yang perlu diingat. Berusaha sekuat tenaga, tanpa merasa berterimakasih atas kemajuan yang ada, walaupun hanya kemajuan yang sedikit sekali, merupakan penghinaan terhadap Alam sekitar kita, dimana kita berpijak.

Ungkapan rasa bersyukur, walau mendapatkan sedikit saja kemajuan, kepada Alam sekeliling kita yang sehari-hari kita berada, diterima oleh Alam sebagai ungkapan terimakasih kepada sang Pencipta.

Merubah "Nasib" harus diiringi rasa bersyukur, sehingga Alam pun mendengar suara hati kita, sebagai bentuk kesungguhan.
Read More..

Memaafkan

Memaafkan adalah sebuah esensi bagi kebahagiaan diri kita sendiri. Karena dengan memaafkan orang yang berbuat buruk kepada diri kita, dengan sendirinya kita turut berusaha untuk menghilangkan kekesalan yang mungkin timbul karena perbuatan buruk orang tersebut kepada kita.

Esensi di atas jarang sekali kita dengar dari mayoritas pemuka Agama. Hal ini dikarenakan, sang Pemuka Agama tidak ingin memberikan pancing kepada orang yang bertanya, tapi ia lebih ingin memberikan uang, sehingga orang ybs akan kecanduan bertanya kepada sang Pemuka Agama tersebut, bagi ketenangan dirinya. Di sinilah akhirnya, terjadi transaksi.
Read More..

Dosa dan Rasa Berdosa

Dosa merupakan hukuman kepada seseorang dari perbuatan buruknya kepada Pihak Lain (Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb). Siapakah yang berhak untuk menilai itu dosa atau tidak? Jawabannya absolut, hanya Tuhan Yang Maha Esa

Ada pepatah, ketidaktahuan membuat orang lebih merasa nyaman dalam pikirannya. Karena Dosa seseorang, hanya Tuhan Yang Maha Esa yang mengetahuinya. Jadi sebenarnya, semua orang tidak akan terusik pikirannya jika dirinya berbuat kejahatan, kalau memang ia lahir dan tumbuh dibesarkan di lingkungan yang jahat.

Tetapi perlu diingat, sebagai keluarga normal, dari kecil kita selalu diajari oleh orang tua kita, untuk menjadi orang yang Berbudi Luhur. Dengan nilai-nilai, atau horma-norma yang baik, akan menumbuhkan Cognitif, Affektif dan Motorik pikiran yang positif. Sehingga jika kita berbuat menyimpang dari norma yang diajarkan oleh orang tua kita, maka dalam pikiran kita timbul rasa bersalah.

Sedangkan Rasa Berdosa adalah, perasaan yang selalu menghantui kita, karena perbuatan buruk kita sendiri kepada Pihak Lain (Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb).

Bagaimana seseorang dapat merasa berdosa? Hanya jika ia mengerti makna dari doa yang ia ucapkan.

Catatan:
Beruntunglah bagi Anda yang berdoa dengan bahasa yang Anda sendiri tidak mengerti, karena Anda tidak pernah merasa bersalah. Tetapi, semakin banyak orang yang seperti Anda, maka semakin cepat pulalahh dunia ini akan hancur.
Read More..

Makna Bahasa dalam Sembahyang

Bahasa Ibu seseorang adalah sebuah prilaku yang melekat pada diri orang tersebut. Sehingga, apapun yang dikatakan merupakan pengadilan bagi dirinya sendiri. Oleh karenanya ada pribahasa; Mulutmu Harimaumu.

Intinya, jika kita bersembahyang dengan bahasa Ibu, hal ini akan mempunyai dampak yang lebih positif, ketimbang kita berdoa dengan bahasa hafalan yang kita tidak mengerti maknanya. Karena dari apa yang kita ucapkan, kita lebih mengerti akan tanggung jawab yang kita emban, yang mana semuanya tercermin dalam rangkaian kosa kata kita dalam berdoa.

Kita semua tahu, makna sembahyang itu tidak hanya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga bertanggung jawab atas apa yang kita mohonkan.

Bagi orang yang punya niat jahat, memang lebih enak sembahyang dengan bahasa yang ia sendiri tidak mengerti, karena (secara psikologis) hal itu tidak menimbulkan rasa tanggung jawab pada dirinya, yang ada hanyalah harapannya saja yang ia mohonkan.

Dengan demikian, bagi orang yang punya niat jahat, sembahyang dengan doa-doa yang ia sendiri tidak mengerti maknanya, akan melindungi dirinya dari rasa berdosa.

Sebagai seorang yang Berbudi Luhur, hendaknya kita dapat bersyukur, sekaligus mempertanggungjawabkan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Read More..