Mahluk Halus
Mereka adalah mahluk yang hidup di dunia ini juga. Cuma bedanya, mereka memiliki frequensi yang berbeda dengan frequensi manusia. Selain itu, zat badan mereka pun, tidak terdiri dari zat-zat yang kasar, seperti yang kita biasa temui di dunia nyata kita ini.
Sehingga tidak mengherankan, jika mereka disebut dengan "Mahluk Halus". Tetapi pada prinsipnya, pola kehiduan sosial mereka secara umum, sama seperti kehidupan kita-kita di dunia nyata ini. Singkat kata, mereka ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang pintar dan ada pula yang bodoh. Pola pergaulannya pun hampir sama dengan pola pergaulan manusia secara umum.
Jin
Mereka adalah jenis Mahluk Halus yang termasuk dalam kategori pintar dan pintar sekali, sehingga ada sebagian dari mereka yang dapat berubah wujud, menjadi berpenampilan seperti Manusia Normal.
Dalam kehidupan Jin pun ada yang punya sifat baik dan ada yang memiliki sifat buruk.
Jadi tidak ada alasan memusuhi Jin yang bersifat baik. Tetapi seperti Manusia pula, dimana di dalam kehidupan nyata sehari-hari, kita pun dapat terkecoh oleh copet yang ber-jaz dan ber-dasi.
Seperti dalam kehidupan sehari-hari, kita pun ingat pepatah "Don't See a Book from the Cover". Hal inilah yang membuat kita pun harus terus menjadi lebih waspada terhadap siapapun juga, baik itu Jin atau Manusia sekalipun.
Setan
Mengapa banyak sekali para tokoh agama import yang menyalah artikan "Mahluk Halus", dengan menyamaratakan semua mahluk halus tersebut dengan sebutan "Setan".
Hal ini sebenarnya adalah untuk mengelabuhi orang-orang awam, agar tidak bisa bergaul (Red. Ingat Bukan Menyembah)dengan Mahluk Halus yang baik, dan mau saling tolong menolong dengan Manusia.
Jadi bagi seorang Kejawen, seyogyanya tidak boleh cepat-cepat menghakimi bahwa mereka semua adalah "Setan". Karena "Setan" sesungguhnya adalah sifat yang paling buruk dalam kehidupan di tiga dunia ini (Dunia Nyata, Dunia Mahluk Halus, dan Dunia Maya).
Tokoh agama import tersebut sebenarnya, ingin mengeliminasi pergaulan manusia awam dengan Mahluk Halus (Ada yang baik dan ada yang Jahat). Hal ini dikarenakan, agar Tokoh Agama tersebut dapat memanfaatkan pertolongan "Mahluk Halus" tersebut lebih leluasa, untuk kepentingan dan keuntungan Tokoh Agama import itu sendiri.
Jadi keterangan mereka atau pembelajaran mereka kepada pengikutnya, adalah terbalik dengan apa yang mereka perbuat di balik itu semua.
Catatan:
Romo (Tokoh Agami Jawi) selalu menasehati kita, bahwa jangan pernah buat Janji pada Mahluk Halus. Makna tersebut, sebenarnya sama dengan "Jangan gampang membuat Janji kepada orang lain, karena Jani itu hutang".
Kalau seseorang janji kepada orang lain, pasti orang yang mendapat janji tersebut akan menagih janji tersebut, jika dia butuh janji tersebut. Tetapi karena manusia terikat dengan dimensi waktu dan tempat, maka si penagih janji tidak dapat setiap saat muncul di hadapan orang yang memberi janji tersebut.
Sementara Mahluk Halus tidak mengenal dimensi tempat, sehingga mereka bisa setiap saat menagih janji tersebut, inilah yang sangat mengganggu manusia yang mudah membuat janji tersebut.
.... Tuhan ada sebelum kita semua ada, Tuhan tetap ada setelah kita semua tiada ....
Ingin Menjadi Kejawen Sejati?
Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...