Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Jumat, 26 Maret 2010

Dua Ancaman Besar dalam Ajaran Agama Jawi

Dalam ajaran Agama Jawi, terdapat dua bentuk ancaman besar yang mendasari sikap kewaspadaan (eling lan waspada), karena dapat menghancurkan kaidah-kaidah kemanusiaan itu sendir.

Hawa Nafsu
Manusia harus mampu meredam hawa nafsu, dengan mengontrol nafsu-nafsunya yang muncul dari sembilan unsur yang terdapat dalam diri manusia.

Nafsu merupakan perasaan kasar, yang akan menggagalkan kontrol diri manusia, dan membelenggu, serta membutakan kita dari dunia lahir maupun bathin.

Nafsu akan menjadi sumber yang memboroskan kekuatan-kekuatan bathin tanpa ada gunanya. Dengan nafsu yang tidak terkontrol, manusia akan justru menjadi lemah.

Lebih lanjut, nafsu akan lebih berbahaya, karena mampu menutup Akal Budi. Sehingga manusia yang menuruti hawa nafsu-nya, tidak lagi menuruti akal budinya (budi pekerti). Manusia demikian, tidak dapat mengembangkan empati-nya, mereka semakin mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik, ketegangan, dan merusak ketentraman kehidupan kita semua.

Pamrih.
Apa tujuan kita berbuat baik? Berbuat baik adalah sebuah Kewajiban, karena dengan berbuat baik dengan pihak lain (Manusia, Alam, Alam Ghaib, dlsb) ciptaanNya, berarti kita pun menjunjung dan mensyukuri segala yang diberikan Ghusti kepada kita..

Berbuat baik kepada pihak lain (Manusia, Alam, Alam Ghaib, dlsb) dengan pamrih, hal ini sama saja dengan tidak mensyukuri kenikmatan dan kebahagiaan yang diberikan oleh Ghusti kepada kita.