Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Selasa, 16 Februari 2010

Kanuragan

Ilmu kanuragan dalam babad nusantara, khususnya tanah Jawa, menjadi hal penting dan menjadi bagian budaya jaman Jawa kuno.

Kita telah mengenal beberapa ilmu metafisika yang dalam kebudayaan Jawa disebut Kanuragan, seperti : Aji Gendam (hampir sama dengan Hipnotis), Aji Pameling (hampir sama dengan telepati), Aji kijang kencana, Aji Bayu bajra, Aji Bandung Bondowoso dan lain-lain.

Ilmu Kanuragan tersebut sempat mencapai kejayaannya pada masa kerajaan kuno, terutama era Majapahit dan Sriwijaya.

Orang-orang yang ingin menyesatkan pemahaman Agami Jawi, mereka memutarbalikan fakta, dengan menyisipkan kedalam ajaran Kejawen, yakni "metode praktis untuk melatih ilmu tenaga dalam".

Padahal ilmu tersebut adalah, ilmu bela diri tradisional orang-orang Jawa yang disebut Kanuragan. Jadi Kanuragan sama sekali bukan bagian dari Agama Jawi, karena Agama Jawi tidak mengajarkan seseorang untuk perang.

Seorang Kejawen Sejati tidak boleh memiliki rasa dendam, apalagi berfikir untuk berperang, logikanya, kalau Tuhan Yang Maha Esa yang Maha Kuasa menganggap perlu memusnahkan sesuatu yang merugikan, maka dalam sekejap hal tersebut dapat terlaksana, sehingga proses tersebut tidak perlu adanya campur tangan manusia.

Kalau logika berperang adalah untuk pembenaran, maka apabedanya Agama tersebut dengan pola pikir Negara-negara Barat, yang sering melakukan penyerangan, atas nama pembenaran.

Bedanya, pembenaran Negara-negara Barat dengan melakukan sosialisasi logika mereka. Di lain pihak, orang-orang yang mengaku barAgama, bahkan mengklaim pembenaran mereka untuk menyerang sesama mereka sendiri dengan ayat-ayat Agama kepercayaannya. Kalau dipikir lagi, apakah Tuhan Yang Maha Esa akan memberikan ayat-ayat untuk membunuh?