Saya perlu mengatakan bahwa saya pernah berdomisili dan mengunjungi Negara-negara; Jerman, Belanda, Belgia, Luxemburg, Italia, Taiwan, Singapura, Malaysia, Filipina. Hal ini dikarenakan untuk mengetahui bahwa dari pengalaman saya, saya mendapat beberapa kejutan kepercayaan dari negara-negara modern di Eropa.
Satu saat (tahun 1982) saya pernah kerja di pinggiran kota Hamburg. Karena saya jenuh, bekerja sendiri di pojokan gudang, maka untuk menyemangati, saya bekerja sambil bersiul (singsot).
Tanpa diduga, saya didatangi oleh seorang ibu-ibu setengah baya (Supervisor), ia berkata kepada saya, "Sie durfen hier nicht pfeifen, weil es eine Menge von Dämonen, die kommen werden" Artinya, kamu nggak boleh siul di sini, karena nanti akan banyak setan yang datang.
Kalau dulu Eyang saya selalu bilang, "ojo singsot mbengi-mbengi, ngundang setan". Dari pengalaman saya di atas, di negara yang modern dan selogis Jerman, hal itu masih dipercayai oleh masyarakatnya.
Jadi kalau para tokoh agama mengatakan bahwa itu tahayul, dan di negara modern hal itu sudah tidak ada lagi. Dapat dipastikan, si tokoh agama tadi, tidak memiliki pengalaman seperti di atas, atau bahkan ia mengatakan hal itu berdasarkan pesanan dari negara asal agama yang diwakilinya.
Tahun 2004 kebetulan saya harus bekerja di Berlin, dan saya mencari tempat tinggal di wilayah penduduk yang masih Asri. Hari-hari pertama saya harus melengkapi bumbu dapur, sehingga saya harus ke supermarket besar terdekat. Saat saya sudah membeli berbagai kebutuhan, saya melihat "Roncean Bawang Putih Laki-laki" dan saya pun mengambilnya.
Ketika saat saya berada di depan Kasir, saya pun menanyakan, "Roncean Bawang Putih Laki-laki" untuk memasak apa? Kasir yang saat itu, wanita muda yang masih berumuran 20 tahunan, menjelaskan kepada saya, bahwa "Roncean Bawang Putih Laki-laki" itu untuk digantungkan di depan pintu masuk, atau di dapur, gunanya untuk menolak mara bahaya, yang datang dari mahluk halus.
Dari dua pengalaman saya di atas, jelas bahwa orang-orang di negara modern, masih mempercayai adanya Dunia Gaib.
.... Tuhan ada sebelum kita semua ada, Tuhan tetap ada setelah kita semua tiada ....
Ingin Menjadi Kejawen Sejati?
Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...