Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Rabu, 05 Mei 2010

Cuci Otak dan Kejawen

Cuci otak merupakan tindakan Subyek mempengaruhi Obyek dengan cara, membawa logika berfikir Obyek ke pola pikir yang diingini oleh Subyek.

Prosesnya adalah: Subyek dan Obyek pertama-tama memiliki satu pijakan narasumber yang sama. Nara sumber dapat berupa kitab suci, atau buku-buku yang diterjemahkan dengan merujuk pada kitab suci tersebut, dengan beberapa ayat-ayat yang meyakinkan. Bagi orang-orang yang berambisi untuk masuk Surga, yang notabene belum ada bukti, bahwa orang yang meninggal dengan menyakiti dirinya sendiri, maupun orang lain, bisa masuk Surga.

Bagi seorang Kejawen, dimana Perasaan Surgawi dan Kejamnya Neraka yang hakiki ada dalam hatinya sendiri.
Mengapa Perasaan Surgawi ada dalam hati kita sendiri? Surga adalah sebuah perasaan yang membahagiakan, yang mana dirinya sudah berhasil menikmati hidupnya yang bermanfaat, yangmana sekaligus prilakunya dapat bermanfaat juga bagi Pihak Lain (Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb).

Mengapa Kejamnya Neraka ada dalam hati kita sendiri? Neraka adalah sebuah perasaan bersalah, karena merugikan Pihak Lain (Orang Lain, Alam, Mahluk Halus, Sesepuh, dlsb). Perasaan Benar dan Bersalah, bagi seorang Kejawen, didapat dari hasil Olah Roso. Sehingga ketika perasaan Kejamnya Neraka muncul dalam dirinya, maka seorang Kejawen, tidak henti-hentinya untuk meminta ampun pada Ghusti, untuk memohon tuntunanNya.

Kalau perasaan Surgawi tersebut sudah ada dalam diri seseorang, maka seorang yang Berbudi Luhur, tidak akan lagi terpengaruh untuk berambisi masuk Surga.
Tetapi bagi seorang Kejawen yang masih terlalu merasa bersalah, dengan Olah Roso (tidak memerlukan Nara Sumber apapun selain dirinya) dirinya akan dapat menemukan jalan keluarnya sendiri.

Dengan penjelasan tersebut di atas, jadi boleh dibilang, Seorang Kejawen Sejati, tidak mungkin untuk dicuci otaknya dalam konteks "Hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa." Hal ini dikarenakan, Seorang Kejawen Sejati, sudah memiliki hubungan yang unik dengan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga orang lain tidak dapat mencampurinya atau mempengaruhinya, pola hubungan tersebut kepada Janji-janji untuk masuk Surga.