Ingin Menjadi Kejawen Sejati?

Bagaimana Menjadi Seorang Kejawen Sejati?
Caranya; puasa lah mutih Senin Kamis, pada saat menjalani puasa tersebut tanyakan pada diri sendiri (dasar2 Olah Roso), apakah Anda suka membohongi diri Anda sendiri? Kalau jawabannya, Anda suka membohongi diri Anda sendiri, maka Anda bukan orang yang cocok untuk Menjadi Seorang Kejawen....
Kejawen adalah orang yang memeluk Agami Jawi. Jawi sendiri memiliki arti dan makna : Berbudi Luhur. Jadi Agami Jawi bukan Agamanya orang Jawa saja, melainkan Agamanya orang yang ingin Berbudi Luhur...

Agama Tidak Membuat Orang Jadi Baik

Tidak ada satu Agama pun di dunia, yang bisa membuat orang jadi baik. Yang ada; Orang baik dan mempunyai niat yang baik, menggunakan Agama apa pun, untuk tujuan kebaikan. Pasti dia akan jadi baik.
Jadi pilihlah Agama yang sesuai dengan Hati Nurani.

Rabu, 19 Mei 2010

Dendam atau Waspada

Bagi seorang Kejawen, dendam adalah suatu yang membebankan dirinya. Apalagi, jika dirinya sedang melakukan puasa.

Olehkarenanya, seorang Kejawen seyogyanya tidaklah memiliki dendam kepada siapapun.

Semua perbuatan yang menyakitkan oleh orang lain kepada dirinya, seyogyanya harus cepat2 dimaafkan (diminta atau tidak).

Masuknya agama-agama import, membungkus pemaafan kepada seseorang diikuti, keharusan orang itu menerima kembali orang yang menyakitkan dirinya sebagai orang yang seolah baru lahir kembali tanpa kesalahan.
Hal ini dimaksudkan agar orang-orang lokal lengah terhadap pembusukan nilai-nilai lokal oleh para tokoh-tokoh agama import tadi.
Mengingat budaya orang-orang lokal yang sangat sengkretis, hal ini dimanfaatkan untuk merusak nilai-nilai yang sudah ada.

Sekarang, sebagai orang Kejawen yang belajar dari pengalaman buruk, dari pengaruh buruk budaya asing (yang dibawa oleh agama-agama import), kita harus mengasah Kewaspadaan yang bukan dendam.
Sehingga, orang tadi tidak bisa serta merta membodohi lagi, perasaan orang lokal yang sangat Luhur (salah satunya tanpa prasangka buruk).

Banyak apologi yang mengatakan bahwa tidak baik memutus tali silahturahmi kepada siapapun. Tetapi demi Kewaspadaan, memutus talisilahturahmi kepada orang jahat adalah suatu keharusan.

Sebagai contoh:
Waspada terhadap orang yang pernah menipu/merampok kita, adalah langkah yang benar agar kita tidak tertipu untuk kedua kalinya.